Wednesday, May 22, 2013

Banjir di berastagi


 

BERASTAGI - Hujan deras mengguyur kota wisata Berastagi, Kabupaten Karo, berdurasi satu jam lebih sekira jam 13.30 WIB sejak siang tadi, membuat sebuah mobil bus tipe Kijang BK 1887 DL jurusan Medan - Samosir yang berpenumpang empat orang mogok di jalan lintas Berastagi – Kabanjahe. Tepatnya di Jalan Djamin Ginting, simpang Pekong, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.
 Akibat hujan deras, membuat seorang ibu serta anak laki-lakinya, tewas terbawa derasnya aliran air hujan yang berasal dari drainase.
nformasi yang diperoleh Waspada Online, korban, dr Elisabeth br Ringo–ringo (33), warga Perum Setiabudi Makmur I, Blok E No 15 Medan, dan anak laki-lakinya Lowi Samuel (4), tewas terbawa arus air saat hujan yang deras melanda kota wisata itu.

Kapolsek Berastagi, Kompol Sufiyatno mengatakan, peristiwa itu berawal, saat mobil rental mereka mogok diperkirakan karena busi mobil basah. Korban yang bertugas sebagai dokter di Samosir spontan merasa cemas, dan berusaha turun dari mobil ketika air sudah menggenangi sebatas lantai mobil.

“Karena merasa cemas, korban tersebut turun dari mobil dan menggendong anaknya. Meski sudah diperingati sopir, Kristian Siahaan, (25), warga Medan, Jalan Pintu Air VI, Kelurahan Kuala, Medan Johor, agar tidak turun. Namun, korban tetap turun seketika saat dirinya sedang menginjak air, diduga ada lubang yang lumayan besar. Mengakibatkan korban terpeleset dan terjatuh bersama anaknya. Kemudian kedua korban diseret arus banjir yang deras ditambah lagi dengan kencangnya air yang berasal dari drainase atau gorong-gorong yang kurang baik,” terang Kapolsek, hari ini.

Dikatakan, mengetahui adanya korban yang hanyut terseret arus, pihaknya bekerjasama dengan warga, serta Lantas Karo berhasil mendapatkan korban dokter tersebut di lokasi Tapin Peceren atau mata air, Desa Sempajaya sekira setengah jam saat naas tersebut datang yang berjarak sekira 2 kilometer dari lokasi kejadian. Kemudian anak laki-lakinya, ditemukan sekira 15.45 WIB, tepatnya di sawah Cawa Cinur, sekira 2 kilometer dari tempat ditemukan ibunya, atau tepatnya antara perbatasan Berastagi - Rumah Berastagi.

Kedua mayat korban tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe, guna mendapat otopsi, dan menunggu suaminya yang bertugas sebagai dokter di Rumah Sakit Peringadi, Medan. Sementara supir, dan dua penumpang yang bernama Lasmida br Saragih (50), warga Jalan Garu VIII, Medan dan Ama Rumotang Sitanggang (73), warga Sahitnihuta Pangururan, Kabupaten Samosir saat ini sedang berada di Polsek Berastagi, guna dimintai keterangan, atas kejadian korban,” terang Kapolsek.

Sementara Camat Berastagi, Petrus mengakui, kondisi jalan yang rendah, serta gorong–gorong air yang buruk. Mengakibatkan kerap kali kendaraan terjebak mogok saat melintas, dengan keadaan cuaca hujan deras.

“Kondisi jalan memang perlu dibenahi, dan jalan memang rendah, dan serbelum kejadian peristiwa yang menewaskan ibu dan anak akibat cuaca, kita sudah berkordinasi dengan pprj balai jalan raya provinsi agar segerah dibenahi, dan tahun ini akan mulai masa pekerjaannya. Serta diharapkan pihak Dinas Perhubungan agar segerah memasang ramubu–rambu tanda, atau rawan kecelakaan di daerah yang diangap rawan,” terang Camat.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More